Selasa, 24 Maret 2015

Sabtu Bersama Bapak

Semua orang menilai bahwa bapak adalah sesosok laki-laki yang paling hebat sejagat raya melebihi super hero terkuat manapun. Tak terkecuali aku. Bagi seorang anak perempuan sepertiku, bapak adalah laki-laki pertama yang aku cintai. Satu-satunya laki-laki yang tidak pernah bikin patah hati, kasih sayangnya begitu tulus tanpa balas. Bapak selalu berusaha keras membuat istri dan anak-anaknya bahagia dengan cara apapun. Bapak tidak pernah melupakan atau pura-pura lupa akan tanggung jawabnya sebagai kapten dari kapal yang mengarungi sebuah bahtera bernama rumah tangga.

Bapak yang hebat ini pula yang dimiliki oleh dua orang kakak beradik laki-laki, Satya dan Cakra. Mereka adalah anak dari seorang bapak bernama Gunawan Garnida dan ibu mereka Itje Garnida. Kisah keluarga Pak Gunawan ini diceritakan dengan sangat apik dan mengharukan oleh Aditya Mulya dalam buku berjudul "Sabtu Bersama Bapak".

Jika dilihat dari judulnya, buku ini sudah pasti bertema kekeluargaan. Mengangkat kisah tentang bapak, ibu, anak-anaknya, dan beberapa permasalahan hidup yang menempa mereka. Menurutku, buku ini mengajarkan tentang bagaimana menjadi bapak, ibu, suami, istri, serta menjadi anak yang baik. Kalaupun tak sampai mengeluarkan air mata yang menetes sampai pipi, minimal bola matamu akan berkaca-kaca saat membaca buku ini. Semoga belum terlambat mereview buku ini, sekedar untuk mengingat bahwa aku sudah pernah membacanya. Karena sesuatu yang diingat akan hilang jika tak diikat dengan menuliskannya.

Cover Buku Sabtu Bersama Bapak



Judul : Sabtu Bersama Bapak
Penulis : Adhitya Mulya
Penerbit : GagasMedia
Tebal : 278 hlm
Terbit : Juni 2014


“Hai, Satya! Hai, Cakra!” Sang Bapak melambaikan tangan.

“Ini Bapak. Iya, benar kok, ini Bapak. Bapak cuma pindah ke tempat lain. Gak sakit. Alhamdulillah, berkat doa Satya dan Cakra.
Mungkin Bapak tidak dapat duduk dan bermain di samping kalian. Tapi, Bapak tetap ingin kalian tumbuh dengan Bapak di samping kalian. Ingin tetap dapat bercerita kepada kalian. Ingin tetap dapat mengajarkan kalian. Bapak sudah siapkan.
Ketika punya pertanyaan, kalian tidak pernah perlu bingung ke mana harus mencari jawaban. I don’t let death take these, away from us. I don’t give death, a chance. 
Bapak ada di sini. Di samping kalian. Bapak sayang kalian.”

Kata-kata tersebut adalah penggalan video yang dibuat oleh Pak Gunawan Garnida, ayah dari Satya dan Cakra, yang juga suami dari Ibu Itje. Bukan tanpa alasan pak Gun membuat video-video itu. Beliau mengidap penyakit yang tak lama lagi akan merenggut nyawanya. Karena penyakitnya itu, ia yakin bahwa ia akan melewatkan kehidupan dengan keluarga kecilnya, serta tak akan bisa melihat kedua jagoan lelakinya tumbuh dan berkembang hingga dewasa. Ia pun membuat beberapa video berisi nasihat-nasihat dengan bantuan istrinya. 

Video-video inilah yang akan menggantikan sosoknya untuk mengiringi Satya dan Cakra tumbuh dewasa. Kumpulan video ini kemudian ditonton oleh kedua anaknya setiap hari Sabtu pada momen-momen tertentu, agar sang anak dapat belajar dari sosok bapaknya yang telah tiada.

Selain membuat haru dan merinding dengan nasihat-nasihat bapak kepada anaknya, buku ini juga bikin ketawa saat menceritakan kisah Cakra mengejar cinta. Secara keseluruhan, buku ini sangat komplit dan ringan untuk dibaca. Walaupun kisah didalamnya yang cukup klasik tanpa ada konflik klimaks, semuanya serba baik-baik saja dan serba sempurna.

Fokus cerita tentang keluarga pun tak hanya sosok Pak Gun sebagai seorang Bapak, diceritakan pula saat Satya yang menjadi seorang Bapak bagi 2 orang anak laki-lakinya. Bagaimana istri Satya kemudian secara bijaksana mengingatkan Satya agar menjadi Bapak serta Suami yang tidak egois dan lebih toleran kepada anak-anaknya. Part keluarga Satya ini juga menyentuh sekali, diceritakan romantisme mereka sebagai pasangan muda yang harus rela hidup berjauhan karena Satya bekerja Offshore sehingga istri Satya harus mengurus rumah dan kedua anak mereka seorang diri selama Satya bekerja.

Cukup banyaknya quote yang ringan dan mengena dalam buku ini menjadikan buku ini buku yang bagus untuk diambil pelajarannya. Berikut sedikit quote yang aku kutip.

“Membangun sebuah hubungan itu butuh dua orang yang solid. Yang sama-sama kuat. Bukan yang saling ngisi kelemahan.”

“Meminta maaf ketika salah adalah wujud dari banyak hal. Wujud dari sadar bahwa seseorang cukup mawas diri bahwa dia salah. Wujud dari kemenagan dia melawan arogansi. Wujud dari penghargaan dia kepada orang yang dimintakan maaf.”

“Menjadi panutan bukan tugas anak sulung-kepada adaik-adiknya, tapi tugas orang tua kepada semua anak.” 

Menurutku, buku ini sangat cocok dibaca oleh para calon orang tua tentang bagaimana memperlakukan anak dan pasangannya agar sama-sama menyenangkan memiliki satu sama lain. Tak ada yang sempurna memang, tapi paling tidak bagaimana kita mencoba mendekati sempurna. Buku ini ku beri nilai 7,5 dari 10.

Terakhir aku lihat di toko buku, buku ini harganya 48.000 rupiah. Buku ini bisa ditemukan di rak buku-buku best seller. Mungkin ada yang berminat membeli untuk dibaca sendiri atau sebagai kado. Selamat berguru dari "Sabtu Bersama Bapak" :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ads Inside Post