Selasa, 01 Desember 2015

Signing Book "Ayah"


Masih inget sama laki-laki Melayu berambut keriting ini? Betul, beliau Andrea Hirata. Delapan tahun yang lalu aku mengenal karya pertamanya berupa sebuah novel cukup tebal yang judulnya "Laskar Pelangi". Ayahku yang mengenalkan novel itu padaku dua tahun setelah cetakan awal LP diterbitkan pertama kali. Novelnya bagus banget, bercerita tentang dunia pendidikan dan hal-hal sederhana lainnya yang biasa orang Melayu lakukan sehari-hari. Laskar Pelangi membuatku kagum pada sosok penulisnya, pak cik Andrea. Dimulai dari situ, aku selalu menunggu hasil karya beliau selanjutnya. Lalu hadir lanjutan dari Laskar Pelangi (tetralogi), dwilogi Padang Bulan, dan 11 Patriot. Ada yang beli sendiri, ada juga yang minjem (tak apa, yang penting isinya toh).

Kamis, 08 Oktober 2015

Lorong Waktu



All at once everything looks different
Now that I see you
............................

Lagu berjudul I See The Light lagi jadi lagu wajib di playlist hp ku minggu ini. Lagunya bagus banget (baru nyadar) !! Yang nyanyi Mandy Moore feat Zachary Levi dan dijadiin ost. film Disney berjudul Tangled. Iya, filmnya si Rapunzel itu lho yang punya rambut panjaaang banget dan rambutnya punya kekuatan super buat nyembuhin penyakit atau luka orang lain.Ceritanya dia permaisuri kerajaan yang diculik dari bayi sama nenek sihir. Singkat cerita, dia ketemu seorang pemuda yang ternyata menyelamatkan dia dan mengembalikan si Rapunzel ini ke istana terus mereka nikah deh. Pemuda yang dari kalangan biasa ini akhirnya jadi pangeran dan mereka hidup bahagia selamanya, happily ever after. Emang sinetron Tukang Bubur, ngga ada tamatnya. Hahaha, pft !

Sabtu, 26 September 2015

Inspirasi dari Seorang Raisa Andriana

Suatu malam minggu, kawanku mengajak nonton konser musik di gedung ICE (Indonesian Convention Exhibition) yang kebetulan gedung konser yang sedang naik daun ini dekat sekali dari rumah kami. Tak perlu berpikir panjang, aku pun meng 'iya' kan ajakannya. Sebentar, jangan salah sangka dulu. Aku bukan mau pamer kemesraan dan menceritakan kisah kencan nonton konser ya, kawanku ini perempuan dan kami jomblo. Tentang status penting untuk diklarifikasi, takut salah sangka. Hahaha !

Dua penyanyi muda Indonesia yang akan kami tonton perform-nya malam itu adalah AFGAN dan RAISA dalam konser bertajuk "A Night to Remember". Antusias pertamanya bukan karena nonton mereka berdua, tapi takjub karena gedung ICE ini ternyata megah dan keren. Agak salah fokus ya, hehe. Karena terus terang aku bukan penggemar kedua penyanyi itu, cuma tau dikit-dikit aja lagunya mereka jadi ngga seantusias nonton band favoritku (Maliq&D'essentials). Waktu itu mikirnya, lumayanlah daripada malam minggu di rumah aja.

Sabtu, 12 September 2015

Live in Periscope

Fuuuuh...Fuuuuh...Fuuuuh ! *tiup-tiup sarang laba-laba di blog*
Lumayan lama ngga pernah nengok akun ini lagi, akun ini hampir dilupakan seiring banyaknya aplikasi media sosial lain yang beredar di playstore beberapa tahun terakhir ini.

Kemarin-kemarin aku lagi suka kepo-kepo akun para artis muda dalam negeri di linimasa mereka. Ada tulisan "Live in Periscope", trus ada tulisan "via Periscope.Tv" di keterangan dari mana kicauan itu diupdate. Penasaran, lalu aku klik link-nya. Error, blank, ngga kebuka apa-apa, layarnya jadi putih doang. Gadget belum support sepertinya, maklum masih pake android edisi jadul :(
Karena hp sepertinya belum support, aku berpikir untuk mengabaikan pencarian tentang apa itu media sosial Periscope. Yang penting pernah denger walaupun ngga tau kecanggihan Periscope sebenernya. Yah minimal ngga norak-norak banget gitu lah, nanti level kegaulan turun drastis dong. Haha !

Rabu, 29 April 2015

Menyambut Hangatnya Matahari Pagi di Puncak Bukit Posong

                                                                            
Bagi para pendaki gunung, tak ada yang lebih menyenangkan selain dapat menyambut kedatangan matahari pagi dari sebuah puncak. Bukit Posong adalah salah satu tempat terbaik untuk memburu keindahan matahari terbit. Bukit ini terletak di lereng gunung Sindoro, tepatnya di desa Tlahab, Kecamatan Kledung yang hanya berjarak 3,5 km dari jalan raya Temanggung-Wonosobo. Perjalanan menuju Posong dapat ditempuh hanya 15 menit saja dari pusat kota Temanggung menggunakan
sepeda motor ataupun mobil pribadi.

Selasa, 31 Maret 2015

Selamat Panjang Umur, Aku !

31 Maret 2015. Hari refleksi.

Tepat di akhir bulan ke 3 tahun ini, usiaku genap menginjak 23 tahun. Usiaku menjadi bertambah satu dari tahun kemarin. Bertambah satu sama dengan satu tahun kehidupan. Ajaib ! Ini bukan ajaib, tapi satu tahun itu adalah kehidupan yang benar-benar terjadi selama 365 hari. Aku tak lagi menganggap ini hari ulang tahun. Aku sepakat dengan diriku sendiri menyebut hari mengulang tahun ini menjadi hari refleksi. Karena memang tak ada tahun yang diulang, yang ada adalah tahun yang baru dengan cerita baru serta segala pertambahan kebaikan dan mungkin juga bertambahnya kedewasaan.

Selasa, 24 Maret 2015

Sabtu Bersama Bapak

Semua orang menilai bahwa bapak adalah sesosok laki-laki yang paling hebat sejagat raya melebihi super hero terkuat manapun. Tak terkecuali aku. Bagi seorang anak perempuan sepertiku, bapak adalah laki-laki pertama yang aku cintai. Satu-satunya laki-laki yang tidak pernah bikin patah hati, kasih sayangnya begitu tulus tanpa balas. Bapak selalu berusaha keras membuat istri dan anak-anaknya bahagia dengan cara apapun. Bapak tidak pernah melupakan atau pura-pura lupa akan tanggung jawabnya sebagai kapten dari kapal yang mengarungi sebuah bahtera bernama rumah tangga.

Bapak yang hebat ini pula yang dimiliki oleh dua orang kakak beradik laki-laki, Satya dan Cakra. Mereka adalah anak dari seorang bapak bernama Gunawan Garnida dan ibu mereka Itje Garnida. Kisah keluarga Pak Gunawan ini diceritakan dengan sangat apik dan mengharukan oleh Aditya Mulya dalam buku berjudul "Sabtu Bersama Bapak".

Senin, 23 Februari 2015

Bicara Tentang Menikah

Tahun ini usiaku menginjak tahun ke 23. Usia muda yang bisa dibilang cukup matang dan produktif untuk ukuran seorang anak manusia. Tentu saja tak hanya aku, ada ribuan pemuda 23 tahun di negeri ini. Sudah lulus kuliah dengan menyandang gelar di belakang nama, bekerja untuk mencapai kemapanan finansial, melanjutkan studi untuk memperdalam ilmu, mengabdi untuk bangsa, mengikuti berbagai program pertukaran pelajar ke luar negeri, bahkan menjadi seorang Puteri Indonesia, dan ataupun langsung menyempurnakan separuh agama melalui upacara sakral pernikahan, semuanya tergantung pada pilihan hidup masing-masing individu muda.

Rabu, 04 Februari 2015

Terima Kasih Dariku Untuk Kita

Artikel tentang hubungan pertemanan ini menggelitik sekali. Aku dibuat mesam-mesem saat membacanya. Semua yang artikel itu katakan memang benar adanya. Kisah pertemanan yang menyenangkan selalu menjadi tempat pulang, menjadi tempat kembali setelah kemanapun kamu berkelana (seolah-olah) mencari teman baru, pengalaman baru, dan bahkan kehidupan baru.

Senin, 26 Januari 2015

Rasa dibalik Toga Wisuda


Perasaanku hari ini tak seperti teman-temanku yang lain, yang ku tahu mereka berbahagia. Sedangkan perasaanku? Tak karuan. Kami semua mengawali hari ini dengan kegiatan yang sama, gladi bersih wisuda. Ya, esok dan lusa ada 1.800-an mahasiswa yang akan dikukuhkan secara resmi menyandang gelar Diploma, Sarjana, Master, dan Doktor. Aku termasuk salah satu diantara ratusan sarjana bertoga itu. Dibalik rasa syukurku yang (tentu saja) sangat besar karena telah berhasil menyelesaikan kuliah dengan (lumayan) baik, ku mengalami ketakutan besar. Pertanyaan yang tak hentinya terngiang dalam pikiranku adalah ‘akan apa kamu setelah ini?’, pertanyaan itu ku jawab sendiri dengan jawaban ‘bekerja, aku belum ingin melanjutkan sekolah lagi’, lalu muncul lagi pertanyaan lanjutannya ‘akan bekerja dimana?’, sampai pada pertanyaan ini otakku mendadak berhenti berpikir. Hanya jawaban ‘tidak tahu’ yang reflek muncul. Pikiranku seakan berkata dengan nada mengejek ‘hey, bagaimana kau tak tahu akan bekerja dimana. Kau seorang sarjana sekarang !’, semakin tak ingin wisuda saja aku rasanya. Ah, seandainya saja upacara itu bisa ditunda hingga aku sudah secara resmi terdaftar menjadi karyawan disuatu perusahaan besar.

Bukan tanpa bekal aku dilepas oleh universitas negeri kebanggaan warga Semarang ini, bahkan aku dibekali banyak hal untuk menghadapi dunia keras di luar sana. Hanya mungkin aku yang belum memanfaatkan dengan baik bekal yang diberikan. Aku pernah punya mimpi kecil, dimana aku sudah diterima bekerja sebelum hari H wisuda. Sampai H-1 menjelang proses upacara itu, aku belum juga mendapatkan pekerjaan. Habis sudah deadline-ku untuk tidak menyandang gelar mengerikan pasca wisuda. Semoga sebelum bulan berganti, aku sudah mendapatkan pekerjaan yang baik dan sesuai dengan idealisme sederhanaku.

Ayah bilang ini bagian dari proses hidup, yang terpenting adalah tetap berusaha mencoba. Karena mencoba adalah membuka peluang atas segala ketidakmungkinan.

Belajar banyak hal, bertemu kawan-kawan hebat, bertemu kawan-kawan terbaik, mengunjungi banyak tempat, mencicipi hal baru, sungguh kisah 4,5 tahun yang amat sangat pantas disyukuri. Ku percaya, tak ada satupun proses belajar yang berakhir sia-sia.

Teruslah berikhtiar, karena Tuhan tidak pernah tidur.

Terima kasih untuk semangat yang selalu diberikan ya Mima, Okky, Sabrina, Dinar.
Terima kasih Kawan terhebat yang tak ada duanya, Mei, Sapta, Reni, Aghnia.
Terima kasih Partner riset terbaik yang pernah ada, Indah, Isti, Ina, Fitria, Selfina, Isma.
Terima kasih juga untuk Sesil, Lufthy, Erwin, Edwin, Anjar, Enk sudah bantu aku urus ini itu.



-Ditulis saat H-1 wisuda, dan menggalau karena belum punya pekerjaan-

Minggu, 04 Januari 2015

Akhirnyaa, sarjana !

Sudah lama aku tidak bercerita lewat tulisan lagi disini. Mungkin aku sibuk. Entahlah, yang jelas aku mau bercerita lagi hari ini. Banyak sekali cerita menarik yang sudah lama terlewatkan. Ini sudah bulan apa? Januari 2015 ya? Bahkan sudah berganti tahun. Tak terasa, secepat ini waktu berjalan. Aku akan bercerita sedikit tentang bulan September 2014 yang menyenangkan.

Kisahku bersama Indonesia Mengajar

Rasanya sudah lama sekali tidak menulis disini. Kalau diibaratkan kamar kos, blog ini sudah seperti kamar kosan yang ditinggal penghuninya 3 bulan. Kebayang kan kotornya? Bentuknya sudah bukan lagi kamar tapi lebih mirip gudang. Banyak sarang laba-laba disudut-sudut dindingnya, lantainya berdebu, meja dan rak buku pun sama berdebunya. Tebal sekali, seperti rumah-rumah dipinggir jalan yang setiap hari terkena asap hitam kendaraan. Kotor dengan debu tebal dan sarang laba-laba, terus jadi agak mistis. Eh bohong, deng ! Hehe...

Kebetulan pemilik kamar kosan yang ditinggal 3 bulan lamanya itu, aku. Iya, kamar sempit yang jadi lebih mirip gudang itu kamar kosku. Bukan tanpa alasan aku meninggalkannya begitu lama tanpa sempat menengok barang sehari atau dua hari saja. Alasanku kuat, aku diterima menjadi magangers di kantor Gerakan Indonesia Mengajar. Aku juga pernah menulis tentang gerakan inspiratif ini pada postingan terdahulu.

Ads Inside Post