Kamis, 29 Agustus 2013

Berangkat ke Jepang

“Hoaaahm..”, perlahan kelopak mataku terbuka. Akupun tak sadar entah sudah berapa lama mataku terpejam. Sejauh mata memandang , hanya hamparan langit biru dan awan putih yang terlihat dari jendela kotak kecil di hadapanku. Langit cerah sekali.  Aku pun melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangan kiri ku, waktu menunjukkan pukul 10.00 tepat. Sayup-sayup  kulihat seorang wanita muda cantik memberikan informasi melalui pengeras suara.  “Pesawat ini akan segera mendarat di Jepang.”, kurang lebih seperti itulah informasi yang sampai di telingaku. Ah, tak sabar rasanya ingin segera menikmati keindahan negeri sakura itu. Semua hal yang indah tentang negeri matahari terbit ini sudah terbayang-bayang jelas di pikiranku. Sungguh pada akhirnya impianku selama ini tercapai. Ya, pergi ke luar negeri. Dan Jepang adalah negara luar pertama yang akan ku singgahi. Aku senang luar biasa. Aku berharap pesawat yang aku tumpangi segera mendarat di bandara internasional Jepang, yang bahkan aku tidak tau apa namanya.


Belum juga pesawat ini mendarat, tiba-tiba aku merasakan seperti hangatnya cahaya matahari menjalar di seluruh bagian wajahku. Aku pun membuka mata dengan cepat. Lurus pandanganku ke atas, seperti langit-langit kamarku. Sadar bahwa aku tengah tidur terbaring di atas kasur tipisku, sial ternyata hanya mimpi !

Sayang sekali dalam mimpi itu kedua kakiku bahkan belum sempat menginjak tanah negeri sakura. Baiklah, karena mimpiku kali ini cukup indah semoga ini menjadi pertanda baik bagi hidupku. Kelak aku akan mengelilingi eropa sampai ke afrika dan seluruh negara bagian amerika. Ya, semoga saja...

-Suatu pagi setelah bangun tidur-

Senin, 26 Agustus 2013

Surat (lucu) untuk ayah

Tak sengaja saat aku sedang 'online' di sebuah situs jejaring sosial, aku menemukan sebuah artikel menarik dari sebuah akun motivasi YOT. Artikelnya berjudul "Surat dari seorang anak untuk ayahnya". Tak perlu khawatir, aku akan berbagi isi suratnya padamu. Surat ini terlalu lucu untuk dinikmati sendirian.

Buka saja suratnya pada link di bawah ini.

Sabtu, 24 Agustus 2013

Kawasan Kuliner Pecinan

Malam minggu selalu jadi momen yang pas buat pergi-pergi refreshing (syukur-syukur kencan, haha). Tak harus bareng pacar sih, dengan anggota keluargamu atau bersama teman-teman terbaikmu misalnya. Well dengan siapapun kau menghabiskan malam minggu aku yakin momennya akan tetap spesial. Percaya saja padaku. Kecuali kau harus menyelesaikan deadline tugas akademikmu secepat mungkin, nah itu baiknya kau tanggung saja sendiri sedihnya.

Salah satu tempat favorit di semarang untuk dikunjungi saat malam minggu adalah kawasan kuliner pecinan. Pecinan ini tempat 'nongkrong' dengan dekorasi ala-ala china yang terletak di kampung tionghoa semarang. Berbagai jenis makanan tersedia disini, bahkan aku tak hafal saking banyaknya. Lagi-lagi aku bercerita kuliner. Ah tak apa, kau akan semakin tahu kalau aku sangat suka jajan dan berkuliner ria. Jadi saat kau punya banyak lebihan duit dan tidak tau akan mentraktir siapa karena teman baikmu sangat sibuk, aku siap menerima tawaran traktiranmu dan menemanimu berkuliner.

ini gerbang megah kawasan kuliner pecinan semarang



Jumat, 23 Agustus 2013

Bamboo Dimsum

Macam-macam daging seafood yang dibungkus dengan kulit siomay dan dikukus atau digoreng hingga matang, kemudian dicocol saus asam manis encer itu rasanya jangan ditanya. Enak sekali, kawan. Kau sangat harus mencobanya. Orang-orang bilang makanan semacam itu namanya dimsum. Aku yakin makanan ini banyak digemari karena rasanya yang cocok dan pas untuk lidah-lidah orang indonesia pada umumnya. Mungkin karena masih serumpun, sama-sama makanan Asia. Tapi jika dibandingkan dengan sushi (makanan jepang), menurutku dimsum jauh lebih enak dengan rasa seafood yang sangat kaya dapat membuat lidahmu tak berhenti bergoyang. Membuat ketagihan ingin lagi dan lagi, begitu seterusnya sampai perut penuh dan menjadi susah bernapas karena kekenyangan.

Rabu, 21 Agustus 2013

The New Magnum Cafe

"Jakarta tidak bisa mewakili wajah negara Indonesia seluruhnya."
Kata-kata itu aku kutip dari bu Priska Sebayang saat ia diwawancara oleh NET TV ketika kembali dari setahun masa tugas mengajarnya. Ia adalah seorang pengajar muda gerakan Indonesia Mengajar yg ditugaskan di Kawio, Maluku Tenggara Barat.

Bukan, aku bukan akan bercerita lagi tentang para PM atau tentang Indonesia Mengajar. Itu hanya sekutip intro dari ceritaku. Kali ini aku akan berbagi cerita tentang jalan-jalan kulinerku sampai ke pusat kota Jakarta.

Charger Semangat

"gue yakin lo bisa, semangat ya !"
Kira-kira seperti itu kata-kata yang kawan baikmu kirimkan melalui pesan singkat ketika kau merasa bahwa dirimu adalah orang yang bodoh yang tidak pandai menyelesaikan masalah seorang diri.

Kau kecewa hari ini? Kau merasa kalah hari ini? Kau merasa hidupmu tak sehebat yang kau bayangkan? Tenanglah kawan, hidup memang tak melulu soal kebahagiaan. Dirimu tak sebodoh seperti yg kau bayangkan. Kita hanya butuh semangat lebih dan aksi nyata untuk bisa menyelesaikan masalah yg harus diselesaikan. Terkadang masalah yg harus diselesaikan adalah masalah akademik atau pendidikan yg sedang kau jalankan saat ini, IPK terjun bebas misalnya (contoh yg terlalu klasik memang, tapi ini riil !). 

Senin, 19 Agustus 2013

Slamet Expedition

Ini bukan pengalaman pertamaku mendaki gunung. Sejak tahun kedua perkuliahanku, aku suka sekali membaur dengan alam dan salah satunya adalah dengan mendaki gunung. Berawal dari mendaftarkan diri sebagai anggota pecinta alam di kampus membuatku jatuh cinta pada semua keindahan yang alam suguhkan. Mendaki bukanlah pekerjaan mudah dan ringan, tapi dari pengalaman mendaki gunung kau akan tahu siapa sebenarnya dirimu. Bukan masalah kau hebat atau tidak, tapi bagaimana kau 'beramah tamah' dengan alam, menjadi mitra alam yg baik, dan menurunkan ego didepan kawan-kawanmu. Setiap puncak akan memberikan pengalaman yang berbeda-beda tapi sama hebatnya. Dan gunung Slamet ini adalah puncak ke 6 sejak aku pertama mendaki setahun yang lalu.

Minggu, 18 Agustus 2013

Indonesia Mengajar

Mengabdi kepada masyarakat sebenarnya tugas mulia bagi mahasiswa, itu yang ada di pikiran saya selama hampir 3,5 tahun jadi mahasiswa. Tapi saya belum tahu, bagaimana itu pengabdian ke masyarakat yang sebenarnya. Mungkin bukan hanya ke masyarakat, tapi juga bagaimana mengabdi kepada bangsa dan negara.

Tapi sekarang, saya tahu bagaimana itu sebuah pengabdian dan dedikasi yang sebenarnya dari sebuah gerakan Indonesia Mengajar...

Ads Inside Post