Jumat, 04 Oktober 2013

Mahasiswa Tingkat Akhir

Cari ide,  bimbingan, mengolah kata demi kata dalam lembar-lembar kertas A4 80 gram, revisi, seminar, ngelab, nulis lagi, bimbingan lagi, revisi lagi, begitu seterusnya sampai tiba saat kelayakan, lalu sidang, kemudian dapet gelar. Setelah itu? setelah itu mungkin ujian lagi yang sifatnya bukan lagi close atau open book. "selamat datang di dunia yang sebenarnya..", begitu yang aku dengar dari kakak-kakak yg sudah lebih dulu lulus kuliah.

Iya, aku sedang menjalani masa dimana saat ini aku (dan seluruh kawan-kawanku di kimia 2010) menjadi mahasiswa dengan 'kasta' tertinggi. "mahasiswa tingkat akhir" begitu nama kerennya. Bangga? ngga. Pusing? bisa jadi. Semangat? iya pasti, tak pernah padam dan tak pernah luntur !


Perjuanganku kini baru seperempat dari empatperempat, baru sampai seminar outline. Rasanya sudah nano-nano, kedepannya pasti lebih banyak rasa. Kini aku tahu, berbicara mengutarakan penjelasan penelitian sendirian dihadapan 4 orangtua yang sudah lebih dulu mempelajari ilmu yang bahkan baru kupelajari 3 tahun memang sangat tidak mudah. Memacu adrenalin, rasanya seperti kau naik halilintar di dufan dan sambil menjawab pertanyaan-pertanyaan eksakta. Apa yang terpikir? rasa-rasanya hampir tidak ada.

Kata demi kata yang kau lontarkan saat presentasi, huruf demi huruf yang kau tulis di PPT, semuanya harus bisa dipertanggung jawabkan. Ilmu eksakta itu kejam, kawan ! Pertanyaan beruntun yang saling berkaitan bisa saja menyerangmu bertubi-tubi, seperti rantai polimer panjang saja. Entahlah, apakah aku harus berterimakasih kepada einstein, newton, aljabar, ataupun schrodinger yang sudah menciptakan rumus-rumus nan 'njelimet' itu.

Apa yang kau bayangkan saat kedua atom berinteraksi? bahkan saling bervibrasi, berotasi, bertranslasi? Jangan bayangkan kutu atau ketombe berputar pada porosnya, terlalu besar untuk ukuran atom. Dan lebih baik jangan dibayangkan, atau rambutmu akan putih sebelum waktunya, keribo seperti albert einstein, dan keriwil seperti isac newton.

Melihat maba yang unyu-unyu banyak berkeliaran di kampus menggunakan atribut jurusan kebanggannya. Rasa-rasanya baru kemarin aku dan teman-teman seangkatan pakai atribut itu, belajar saling mengenal satu sama lain, cari tandatangan senior, ospek, kumpul angkatan, dengan wajah-wajah polos yang (juga) unyu-unyu.

Tiga tahun berlalu, ilmu dan pengalaman yang didapat semakin banyak. Sudah semakin dewasa, tak lagi polos dan unyu-unyu. Tak ada lagi kumpul angkatan, yang ada kumpul diskusi bagaimana menyelesaikan riset. Mencari bahan riset yang (ternyata) tak murah dan tak mudah. Mencari metode yang tepat, mencari referensi agar tak disangka plagiator skripsi. Dan terkadang menjalani penelitian itu tak seindah yang dirancang, hasilnya pun tak seindah yang dibayangkan. Kau juga harus mempertanggung jawabkan semuanya di depan penguji saat sidang skripsi nanti.

Semuanya pasti akan selesai, ya tentu kalau diselesaikan..hahaha
Saat malas, mungkin kau harus ingat akan apa dan kemana setelah ini. Bekal ilmu ini, yang mungkin nantinya akan berguna di 'masa setelah ini'. Sebagai orang terdidik yang dapat menikmati megahnya dunia kampus, mencicipi rasanya jenjang sarjana, menjadi penting untuk membantu melunasi janji kemerdekaan bangsa ini.

 Mari bersemangat dan mari saling menyemangati !

-setelah 2 hari pembantaian seminar outline lab KF-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ads Inside Post