Rabu, 04 Februari 2015

Terima Kasih Dariku Untuk Kita

Artikel tentang hubungan pertemanan ini menggelitik sekali. Aku dibuat mesam-mesem saat membacanya. Semua yang artikel itu katakan memang benar adanya. Kisah pertemanan yang menyenangkan selalu menjadi tempat pulang, menjadi tempat kembali setelah kemanapun kamu berkelana (seolah-olah) mencari teman baru, pengalaman baru, dan bahkan kehidupan baru.

Begitu banyak orang yang mampir, bahkan singgah dalam kehidupan sementara yang kita jalani ini. Setelah berkenalan, kita akrab dengan menyebutnya teman. Semakin eksis di lingkungan sekitar, akan semakin banyak teman yang dimiliki. Tapi kisah pertemanan, berbanding terbalik dengan bertambahnya usia. Seorang teman pernah menulis dalam akun twitternya, begini

"Teman yang menghangatkan hidup satu persatu menghilang, seiring usia yang semakin hari kian menua."

Bagiku, mempunyai teman itu kebutuhan. Berteman berarti bersimbiosis mutualisme. Tentu saja, saling menguntungkan. Bukan saling memanfaatkan, atau merugikan satu sama lain. Berteman itu tulus, tanpa syarat dan tanpa keterikatan. Hangatnya kisah pertemanan bisa dirasakan betul pada fase berjuang dan saat mencari ilmu di sekolah atau di kampus. Sebenarnya, banyak sekali teman baik yang singgah dan bertahan lama di hidupku. Hanya saja terlalu panjang untuk dikisahkan satu persatu tentang mereka dan semua kebaikannya. Biarlah cerita baik dan memori indah tentang mereka ku simpan dan ku kenang sendiri saja. 

Sedikit saja ceritaku tentang (salah satu) kisah pertemanan yang pada awalanya hanya ada aku, aku, kamu, kamu, dan kamu hingga pada akhirnya aku dan kamu melebur menjadi 'kita'. Jangan membayangkan 'aku dan kamu' dalam konteks kisah kaum adam dan hawa yang manis dan romantis seperti kisah percintaan cinderella, kisah Rose dalam film Titanic, ataupun seperti kisah romeo dan juliet. Kisah pertemanan 5 orang anak perempuan inipun tak sesempurna cerita persahabatan remaja fenomenal sejagat raya, Ada Apa Dengan Cinta.

Belajar bareng, akrab, cerita ini itu, saling menyemangati, selalu ada dan berusaha tetap dekat (walaupun lagi berjauhan), begitulah cara semesta mendekatkan kami. Tak ada sikap yang dibuat-buat, (semoga) juga tanpa motif apapun, tanpa syarat (apalagi syarat IPK), tanpa perlu tahu latar belakang kehidupan, suku, agama, ras, budaya (mulai ngaco). Intinya, tulus berteman. Hanya itu.

Sayangnya, dari 4 tahun kebersamaan kita kuliah di jurusan dan kampus yang sama, kedekatan itu baru terjalin 1,5 tahun sebelum pada akhirnya kami semua secara resmi melepas status mahasiswa. Tak ada yang perlu disesali, mungkin sudah takdirnya. Walaupun sebentar, kita sudah melakukan banyak hal bersama, termasuk hal-hal bodoh yang pada akhirnya kami rindukan kemudian. Tak hanya cerita bodoh, menyemangati jatuh bangun saat mengerjakan skripsi juga terlalu indah untuk buru-buru dilupakan. Artikel tentang hubungan pertemanan yang kubaca dari hipwee ini jadi semakin memperkuat siapa 'kita' sebenarnya.

Bagiku, 'kita' seperti rumah sederhana. Tidak mewah memang, tapi nyaman untuk kembali pulang, berteduh, mencharger semangat lewat canda tawa konyol yang tak pernah ada habisnya.

Kini, kita sedang berjuang kembali menyempurnakan puzzle-puzzle hidup yang masih berceceran agar menjadi utuh. Lagi-lagi, ini bukan perjuangan mudah. Satu persatu dari kita memang punya cita-cita yang berbeda, yang tetap sama adalah tak henti saling menyemangati dan mendoakan. 

Terima kasih untuk inspirasi dan semangat yang selalu dibagi ~


Salam hangat, dimanapun kalian saat membaca tulisanku ini :))

-siang hari, ditulis saat aku merindukan kita-



6 komentar:

  1. Sedih bacanya ga. Thanks yaaaa ga. Emuah kiss di siang hari.

    BalasHapus
  2. Aku baca ini dari Korea! Good one ega!. Tulisan selanjutnya ceritakan kisah sukses kalian masing masing hingga satu sama lain bangga punya sahabat sahabat hebat!

    BalasHapus
  3. Makasih banyak mas, sukses untuk kita semua. Salam hangat dari indonesia :D

    BalasHapus
  4. Terima kasih sudah share artikel ini..

    Tetap semangat dan sukses selalu

    BalasHapus
  5. Terima kasih sudah berbagi artikel yang memotivasi ini..

    Tetap semangat dan sukses selalu

    BalasHapus
  6. Thank's kak sudah share artikel ini..

    Jadi makin semangat nih..

    BalasHapus

Ads Inside Post